Pengertian Biopori
Biopori adalah lubang-lubang kecil atau
pori-pori di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas
organisme di dalamnya, seperti cacing, , perakaran tanaman, rayap dan fauna
tanah laiinya. Pori-pori yang ada dapat menigkatkan kemampuan tanah menahan air
dengan cara menyirkulasikan air dan oksigen ke dalam tanah. Jadi, semakin
banyak biopori di dalam tanah, semakin sehat tanah tersebut. Gambar di samping
menunjukkan gambar biopori dilihat dari mikroskop.
Di daerah yang masih alami, mekanisme
pembentukan biopori terjadi dengan sendirinya. Dengan adanya perubahan
struktur di atas dan di dalam tanah akibat pembangunan/ pengolahan tanah yang
dilakukan manusia seperti pertanian, deforestasi dan perumahan, mekanisme alamiah
pembentukan biopori menjadi tidak berjalan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Kamir
R. Brata, seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), mengembangkan
sebuah cara untuk mendorong terbentuknya biopori melalui Lubang Resapan Biopori
(LRB).
KEUNGGULAN DAN MANFAAT BIOPORI
Lubang resapan biopori adalah teknologi
tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara (1)
meningkatkan daya resapan air, (2) mengubah sampah organik menjadi kompos dan
mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), dan (3) memanfaatkan peran
aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan
oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
a. Meningkatkan daya resapan air
Kehadiran lubang resapan biopori secara
langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas
kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm
dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm 2
atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran
dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm 2 setelah
dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya
menjadi 3218 cm 2.
Lubang dibuat di tanah kemudian diisi
dengan sampah organik atau sampah yang biodegradable. Sampah yang ada di dalam
lubang akan menjadi makanan organisme-organisme tanah. Hal ini akan
meningkatkan aktivitas organisme-organisme tanah di sekitar lubang resapan
biopori sehingga menambah jumlah bipori di sekitarnya. Dengan mengubah struktur
tanah menjadi lebih berpori, kemampuan tanah meresap air menjadi menigkat dan
mencegah terjadinya banjir & kekeringan.
Dengan demikian kombinasi antara luas
bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan meningkatkan
kemampuan dalam meresapkan air.
b. Mengubah sampah organik menjadi
kompos
Lubang resapan biopori “diaktifkan”
dengan memberikan sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai
sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses
dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos.. Dengan
melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai
bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai “pabrik” pembuat kompos.
Kompos dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman,
seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang
senang dengan budidaya tanaman/sayuran organik maka kompos dari LRB adalah
alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.
BIla lubang yang dibuat berdiameter 10
cm dengen kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah
organik. Jumlah tersebut stara dengan rata-rata jumlah sampah organik selama
2-3 hari dari satu rumah. Dalam selang waktu 56 – 84 hari, sampah di dalam
lubang biopori sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga
volumenya telah menyusut. Dengan demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi
kembali dengan sampah organik baru dan begitu seterusnya.
Pengolahan sampah organik dengan
pembuatan kompos mengurangi terbentuknya gas metan yang merupakan salah satu
gas rumah kaca. Gas metan terbentuk saat sampah organik dibuang secara
ditimbun/landfill. Jadi secara tidak langsung pembuatan lubang biopori dapat
mengurangi efek rumah kaca.
c. Memanfaatkan fauna tanah dan atau
akar tanaman
Seperti disebutkan di atas, lubang
resapan biopori diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan
perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan
rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan “saluran” air
untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka
rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga
keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur
tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan
sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini
adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode
tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan
tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah
kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam
tanah.
PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)
Lubang resapan biopori adalah lubang
silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 – 30 cm
dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah
dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah.
Lokasi pembuatan lubang resapan biopori
antara lain:
- Di dasar saluaran pembuangan/selokan air hujan
Pembuatan biopori pada selokan pengalir air hujan mengurangi volume air
yang dialirkan sehingga mencegah air meluap ke luar selokan.
- Di sekeliling batang pohon Lubang resapan
biopori yang dibuat di sekeliling pohon dapat menjadi sumber air untuk
pohon tersebut. Bulu-bulu akar dari pohon akan tumbuh ke arah LRB
- Di batas taman
Langkah-langkah pembuatan LRB yaitu:
- Membuat lubang silindris ke dalam tanah dengan
diameter10 cm, kedalaman 100 cm atau tidak melampauikedalaman air tanah.
Jarak pembuatan lubang resapanbiopori antara 50 – 100 cm
Pembuatan lubang dapat dibuat dengan memakai alat bantu yang disebut bor biopori
- Memperkuat mulut atau pangkal lubang dengan
menggunakan:
1) paralon dengan diameter 10 cm, panjang minimal
10cm; atau
2) adukan semen selebar 2 – 3 cm, setebal 2 cm
disekeliling mulut lubang.
- Mengisi
lubang LRB dengan sampah organik yang berasaldari dedaunan, pangkasan
rumput dari halaman atau sampah dapur; dan
- Menutup
lubang resapan biopori dengan saringan kawat/lainnya.
Setelah
LRB dibuat, secara berkala lubang harus dirawat dan dipelihara dengan cara:
- Mengisi
sampah organik kedalam lubang resapan biopori;
- Memasukkan
sampah organik secara berkala pada saat terjadi penurunan volume sampah
organik pada lubang resapan biopori; dan/atau
- mengambil
sampah organik yang ada dalam lubang resapan biopori setelah menjadi
kompos diperkirakan 2 – 3 bulan telah terjadi proses pelapukan.
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:
Jumlah LRB = intensitas hujan(mm/jam) x
luas bidang kedap (m2) / Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam)
Sebagai contoh, untuk daerah dengan
intensitas hujan 50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3
liter/menit (180 liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50
x 100) / 180 = 28 lubang.
sumber:
- peraturan men LH no 12 2009 ttg
pemanfaatan air hujan,
Posting Komentar